Supernova : Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh (Dee)

ah, buku ini mengingatkan saya akan masa-masa SMA. tentunya bukan karena cerita yang disajikan dalam buku ini berlatarbelakang kisah remaja, tetapi karena buku ini menjadi salah satu pemicu saya untuk melahap berbagai bahan teks lainnya. Kalau jaman sekarang punya Andrea Hirata dengan "Laskar Pelangi", maka di awal 2000an Indonesia punya Dee dengan Supernova, yang menurut saya sama fenomenalnya dengan Laskar Pelangi.

Dee menawarkan sebuah novel yang berbeda dibandingkan cerita-cerita fiksi Indonesia sebelum terbitnya Supernova. Tidak banyak yang bisa menerima bahwa sebuah cerita fiksi pun layak mencantumkan berbagai footnote yang berisi referensi-referensi yang berbobot. Selain itu pencantuman berbagai tokoh yang memegang peranan penting bagi berjalannya cerita, juga menawarkan sebuah pengalaman baru bagi pembaca Indonesia yang telah lama dikuasai oleh novel konvensional dengan cerita satu alur dan ending yang mudah ditebak.

Saya sendiri kesulitan untuk membaca novel ini diawal-awalnya. karena masih terbiasa dengan sebuah novel yang memiliki tokoh utama, dan tokoh pelengkap penderita yang bisa dihilangkan kapanpun. dan tentunya tanpa ada embel-embel berbagai ilmu yang misterius dan eksklusif. baru setelah membaca 3-4 kali, saya bisa memahami siapa berperan sebagai apa.

Selain memicu semangat saya untuk terus membaca dan menulis, Supernova memberikan sebuah makna tentang realita hidup ini. Dunia modern tidak hanya dimonopoli oleh lelaki yang berselingkuh. Dunia modern tidak hanya diisi oleh pelacur yang hanya bisa menjajakan tubuhnya saja. Dunia modern tidak hanya diisi oleh pasangan heteroseksual. realita seperti ini justru terkadang lewat dari pandangan mata kepala kita karena telah terbelenggu oleh kartel sinetron milik orang India disana.

atau memang kita yang enggan untuk menghadapi realita?

Who knows . . .

Comments