Syriana (2005)

“90 percent of what’s left is in the Middle East…”

Kutipan di atas adalah salah satu dari sekian dialog panjang dalam film “Syriana”. Kalimat tersebut sedang membicarakan masalah energi, terutama dalam hal minyak bumi yang menjadi sumber energi utama di seluruh dunia. Apa yang dikatakan dalam kalimat tersebut menjadi plot utama dalam film ini.

Minyak bumi memang menjadi komoditi yang sangat berarti bagi kelangsungan hidup manusia. Dalam film tersebut diperlihatkan bahwa Amerika sebagai salah satu negara berpenduduk terbanyak, mempunyai kepentingan untuk menguasai wilayah Timur Tengah, sehingga produksi minyak bumi dapat di-“monopoli” oleh mereka. Minyak bumi juga menjadi komoditi ekspor utama bagi negara-negara Timur Tengah, sehingga mereka berusaha agar minyak yang mereka produksi dapat dijual untuk meningkatkan kehidupan mereka

Film ini tidak bisa dikatakan sebagai representasi dari politik-ekonomi minyak di dunia, terutama representasi dari politik-ekonomi Amerika. Meskipun begitu, film ini dapat memberikan gambaran secara umum bahwa konflik yang terjadi di wilayah Timur Tengah sampai saat ini (terutama yang diprakarsai atau didalangi oleh Amerika), bukanlah sekedar konflik biasa. Minyak bumi menjadi causa prima dalam keseluruhan konflik yang terjadi di wilayah tersebut.

Beberapa hipotesis dapat kita ketahui sebagai berikut :

1) Amerika adalah negara yang unggul dalam segala lini. Kuantitas dan kualitas warga negara mereka memang notabene diatas rata-rata penduduk dunia lainnya (meski hal ini kasuistis dan dapat diperdebatkan lebih lanjut). Namun, Amerika tidak mempunyai cadangan sumber daya alam, terutama minyak bumi yang cukup untuk konsumsi seluruh warga negaranya. Texas, yang merupakan bagian dari Amerika yang menjadi wilayah produsen minyak bumi, tidak mempunyai cadangan sebanyak di Timur Tengah. Untuk memenuhi konsumsi negaranya, Amerika berusaha untuk menguasai produksi minyak dari Timur Tengah. Sehingga harga pasaran minyak dunia dapat mereka kendalikan, dan digunakan untuk kebutuhan domestik mereka.
2) Amerika selalu mempunyai strategi politik. Dalam hal energi, probabilitas bahwa Amerika sebenarnya mempunyai cadangan yang cukup untuk konsumsi domestik mereka sangat besar. Hanya saja, cadangan yang mereka miliki tidak seluruhnya mereka gunakan secara langsung. Mereka memilih untuk menggunakan minyak dari wilayah lain, karena secara finansial Amerika mempunyai kemampuan yang cukup untuk membeli minyak guna memenuhi konsumsi domestik. Ketika cadangan minyak di Timur Tengah habis, saat itulah Amerika mengeluarkan minyak olahannya untuk negara yang membutuhkan. Pada saat tersebut, permintaan akan naik sementara jumlah barang tetap. Prinsip dasar ekonomi akan menyatakan bahwa harga barang tersebut akan mengalami peningkatan secara drastis. Hal ini akan memberikan keuntungan materiil bagi Amerika.

3) Seandainya negara-negara di Semenanjung Arab dan sekitarnya mampu memanfaatkan keunggulan SDA mereka, maka Amerika sebagai sentra kekuatan dunia akan sangat terganggu. Hal tersebut disebabkan karena dengan keunggulan SDA, mereka dapat menjadi kekuatan ekonomi baru yang dapat menyaingi Amerika. Kejadian ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Apabila kondisi tersebut (soliditas antara negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah) terjadi, maka Amerika tidak lagi mempunyai pengaruh dalam politik internasional. Negara-negara penghasil minyak akan mempunyai posisi tawar yang sama kuatnya dengan Amerika. Untuk mencegah hal ini terjadi, maka Amerika akan terus berusaha mengokupasi wilayah tersebut, membuat konflik, dan tetap menguasai produksi minyak di wilayah tersebut.

Apa yang dikatakan dalam teori tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin. Mengingat dalam beberapa tahun kebelakang, konflik yang terjadi di Timur Tengah seakan tak ada hentinya. Tekanan dari masyarakat internasional melalui representasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), seakan hanya menjadi angin lalu bagi Amerika. Dengan kekuatan hak veto yang dimiliki oleh Amerika, resolusi Dewan Keamanan mengenai pelarangan okupasi Amerika ke wilayah Timur Tengah, akan selalu mentah dalam proses persidangan Dewan Keamanan. Apabila hal ini terus terjadi, maka akan ada monopoli terhadap ekonomi dunia yang sangat sulit ditandingi oleh negara manapun. Kondisi seperti ini, akan menyebabkan adanya kesenjangan diantara negara-negara maju dan negara-negara berkembang. Terutama dalam kesenjangan mengenai ekonomi, yang sangat dipengaruhi oleh energi. Agar hal tersebut tidak terus-menerus terjadi, diperlukan adanya kerjasama internasional untuk memperkuat poros perlawanan terhadap monopoli Amerika.


Comments