Lembaran Baru (Funkop)

Funky Kopral is back?? Definitely no … yang ada hanyalah FUNKOP. Entah ide konyol darimana, sebuah band mengaku-aku titisan Funky Kopral, tetapi justru “mengubah” namanya menjadi FUNKOP.

Aarrgh, kekecewaan muncul sedemikian rupa ketika gua akhirnya mendengarkan musik hasil dari sebuah band bernama FUNKOP. Gua bisa mengatakan demikian karena secara rutin mengikuti hasil karya dari Funky Kopral, ketika masih digawangi oleh Bondan Prakoso. Pada saat itu (periode 1999-2003), Funky Kopral mampu menegaskan dirinya sebagai sebuah band yang memiliki perbedaan berkualitas dengan band-band lain yang mencoba peruntungan di dunia musik Indonesia. Funky Kopral pada tahun-tahun tersebut memang tidak mendapatkan sukses secara industrial, tetapi mampu membangun sebuah komunitas penggemar yang fanatik terhadap musik funk, yang pada saat itu sangatlah jarang dimainkan oleh band-band Indonesia (bahkan yang sudah senior sekalipun). Kentalnya nuansa musik funk, selalu terasa dalam album-album Funky Kopral, bahkan sampai album terakhir yang berkolaborasi dengan Setiawan Djody ketika masih ada Bondan Prakoso.

Pada intinya memang tidak bisa dipungkiri, bahwa nyawa dari Funky Kopral berada di Bondan Prakoso. Imej Funky Kopral sudah terlanjur melekat dengan Bondan Prakoso, dan permainan bass Bondan Prakoso memang sangat memberi warna pada musik funk yang dibuat oleh Funky Kopral. Sehingga ketika FUNKOP pada saat ini berusaha memainkan lagu-lagu Funky Kopral era Bondan Prakoso, maka yang dapat didengar adalah seperti anak SMP/SMA yang berusaha memainkan cover version dari Super Funk.

Hanya track Funchopat 2 yang mengingatkan FUNKOP terhadap Funky Kopral, sedangkan sisanya tidak lebih layaknya band-band seperti Radja, Matta, dll dll dll. Ketika Funky Kopral berbicara cinta, maka yang dimainkan adalah cinta versi Funky Kopral. Ketika FUNKOP yang berbicara cinta, maka yang muncul adalah sinetron.

Dalam album ini, tidak ada yang bisa dikatakan sebagai ciri khas sebuah band yang beraliran funk (dan mencantumkan kata FUNK dalam namanya). Jadi diferensiasi yang pernah dilakukan Funky Kopral pada tahun 1999-2003 hanya tinggal kenangan.

Album ini baik-baik saja bagi mereka yang belum pernah mendengar atau tidak menyukai album-album Funky Kopral.

Tetapi album ini sungguhlah sebuah bencana untuk penggemar fanatik Funky Kopral seperti gua.

Aaarrgghhh …

NB :

dengan kondisi seperti itu, apakah masih layak menjadikan FUNKOP = Funky Kopral ?

atau sesungguhnya mereka sudah menjadi dua band yang berbeda? Aarrghh…

Comments